I.
FUNGSI HUTAN MANGROVE
Fungsi Hutan Mangrove
Fungsi utama hutan bakau atau mangrove
adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan pantai, serta
meredam gelombang besar termasuk tsunami. penahan intrusi (peresapan) air laut,
penahan angin, menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan
bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai.
Manfaat Hutan Mangrove
Penghasil tannin untuk pembuatan
tinta, plastik, lem, pengawet net dan penyamakan kulit;dan obat-obatan (daun
Bruguiera sexangula untuk obat penghambat tumor, Ceriops tagal dan Xylocarpus
mollucensis untuk obat sakit gigi.
Menurut
Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat
sebagai berikut :
1.
Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat
jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur
yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan
burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia
(Limnodrumus semipalmatus)
2.
Pelindung terhadap
bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat
melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan
akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
3.
Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu
proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan
penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali
terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga
dari endapan lumpur erosi.
4. Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan bakau
cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan
proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber,
termasuk pencucian dari areal pertanian.
5. Penambat racun
Banyak racun yang memasuki
ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di
antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam
hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif.
6.
Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
7. Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan
liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial
maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
8. Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai
estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya.
Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam
lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut
memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran
tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping
memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan
parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan
menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung
makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.
9. Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk
kegiatan penelitian dan pendidikan.
10. Memelihara
proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi
peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi,
atau geologi di dalamnya.
11.Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah
karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada
sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke
atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah
besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih
berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.
12.Memelihara iklim
mikro
Evapotranspirasi hutan bakau
mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga
keseimbangan iklim mikro terjaga.
13.Mencegah
berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau dapat
mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi
alam.
14.
Sumber Bahan
Pangan Alternatif
Keberadaan
hutan mangrove selain berfungsi dan bermanfaat di atas juga bias dimanfaatkan hasil kayu dan non kayu. Untuk hasil non kayu sebagai bahan
penghasil tanin, bahan baku obat-obatan, dan sumber bahan makanan. Untuk sumber
bahan makanann buah mangrove bisa dibuat berbagai makanan olahan.
Manfaat Hutan Bakau / Mangrove menurut
Drs. Bambang Suwignyo
1) Fungsi Fisik
a.
Menjaga garis pantai agar tetap stabil dan
kokoh dari abrasi air laut
b.
Melindungi pantai dan tebing sungai dari
proses erosi atau abrasi serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari
laut ke darat pada malam hari
c.
Menahan sedimen secara periodik sampai
terbentuk lahan baru
d.
Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau
rembesan air laut ke danau, atau sebagai filter air asin menjadi air tawar.
2) Fungsi Kimia
a.
Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang
yang menghasilkan oksigen
b.
Sebagai penyerap karbondioksida
c.
Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil
pencemaran industri dan kapal di laut
3) Fungsi
Biologi
a.
Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang
serta berkembangbiak bagi burung dan satwa lain
b.
Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber
genetika
c.
Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis
biota darat dan laut
d.
Sebagai penghasil bahan pelapukan yang
merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan
pelapukan (detritus) yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan
yang lebih besar
e.
Sebagai kawasan pemijahan (spawning ground)
dan daerah asuhan (nursery ground) bagi udang
f.
Sebagai daerah mencari makanan (feeding
ground) bagi plankton
4) Fungsi
Ekonomi
a.
Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp,
tekstil, makanan ringan
b.
Penghasil bibit ikan, udang, kerang dan
kepiting, telur burung serta madu (nektar)
c.
Penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk
bangunan dan perabot rumah tangga
5) Fungsi Wisata
a.
Sebagai kawasan wisata alam pantai untuk
membuat trail mangrove
b.
Sebagai sumber belajar bagi pelajar
c.
Sebagai lahan konservasi dan lahan penelitian.
II.
PENYEBAB
KERUSAKAN HUTAN
1.
Kebakaran Hutan
Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:
Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:
a.
Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang
berpindah-pindah.
b.
Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) ntuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
c.
Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan,
kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar
hukum adat dan hukum positif negara.
Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. kemiskinan dan ketidak adilan menjadi pemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk memadamkannya.
Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. kemiskinan dan ketidak adilan menjadi pemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk memadamkannya.
2.
Penebangan hutan secara sembarangan
Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar semakin marak terjadi,
Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar semakin marak terjadi,
3.
Penegakan Hukum yang Lemah
4.
Mentalitas Manusia.
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun untuk anak cucunya. Akhirnya hutanpun dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sesuka hati. Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan atau penambangan dengan alasan
untuk pembangunan serta menampung tenaga kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu dilaksanakan dengan cara pengelolaan yang exploitative yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan.
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun untuk anak cucunya. Akhirnya hutanpun dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sesuka hati. Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan atau penambangan dengan alasan
untuk pembangunan serta menampung tenaga kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu dilaksanakan dengan cara pengelolaan yang exploitative yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan.
ü
Tambahan :
o
Selain itu
perusahaan juga mebuat kanal-kanal yang menyebakan getah dari pohon bakau
mengalir disungai-sungai sehingga ikan,udang,kepiting menjadi kurang.
o
Apabila getah dan kulit kayu bakau
mengalir disungai-sungai akan menjadi racun,karena getah dan kulit bakau
mengandung sejenis senyawa beracun bernama tanin yang akan
menyebabkan ikan,udang kepiting barkurang,bahkan bisa mati,
o
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kawasan hutan mangrove,pertama:HPH
yang menebang kawasan hutan mangrove disana terdapat dua HPH,kedua:tambak dan ketiga:dapur arang.
III.
PENCEGAHAN AGAR HUTAN
BAKAU TIDAK RUSAK
Adapun
usaha-usaha/langkah-langkah guna mempertahankan kelestarian hutan mangrove
adalah sebagai berikut:
1.
Perlu diadakan penyuluhan
Kerusakan hutan mangrove, sebagian
besar disebabkan oleh ulah tangan manusia. Oleh karena itu, penyuluhan dan
sosialisasi tentang pentingnya
hutan mangrove kepada masyarakat sangat perlu dilakukan, terutama pada
masyarakat/penduduk yang berdomosili. Suatu hal yang sangat tidak mungkin,
apabila penyelamatan gencar-gencar dilakukan, tanpa dukungan dari pihak
masyarakat
2.
Peningkatkan status sosial masyarakat
di sekitar pesisir laut
Masyarakat yang berdomisili di sekitar
pesisir pantai laut sangat akrab dengan status sosial yang kurang tinggi, atau
berstatus sosial rendah. Hal ini mendorong masyarakat sekitar pesisir laut
untuk menghalalkan segala cara, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Misalnya
saja tindakan-tindakan tidak ramah lingkungan, seperti tindakan-tindakan yang
berdampak pada kerusakan hutan mangrove. Oleh karena itu, peningkatan status
sosial mereka sangatlah penting agar mereka dapat memenuhi kebutuhan tanpa merusak
ekosistem hutan mangrove.
3.
Melakukan pengukuran luas hutan
mangrove/reboisasi
Langkah yang penting setelah penyuluhan
adalah melakukan pengukuran terhadap luas hutan yang mengalami kerusakan.
Dengan melakukan pengukuran ini, dapat memudahkan dalam proses rehabilitasi.
4.
Melakukan penanaman kembali hutan
mangrove
Setelah mengukur luas daerah yang
mengalami kerusakan, di daerah tersebut harus dilakukan penanaman kembali
hutan, agar hutan mangrove dapat tumbuh kembali.
5.
Memberi kursus mengenai pengelolaan
hutan mangrove.
Sebagian besar masyarakat pesisir laut
pengetahuan akan pengolahan hutan mangrove sangat kurang. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya kasus tentang kerusakan hutan mangrove, yang
disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena
itu, pemberian kursus tentang pengolahan hutan mangrove sangatlah penting.
Dengan langkah ini diharapkan masyarakat sekitar pesisir laut, dapat mengelola
hutan mangrove dengan cara yang berwawasan lingkungan.Pada langkah ini, peran
masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir laut, sangatlah penting, karena yang
mampu mengawasi dan menjaga hutan mangrove selama 24 jam, hanya mereka yang
berada di sekitar kawasan hutan mangrove.
6.
Mengawasi dan menjaga hutan mangrove
Selain masyarakat di sekitar pesisir
laut, masyarakat luar pun terlibat dalam kerusakan hutan mangrove, seperti
pembuangan limbah pabrik yang dibuang ke laut. Dimana limbah tersebut bersifat
B3 (bahan berbahaya dan beracun) dan jumlahnya melampui kapasitas asimilasi
perairan tersebut. Seperti kasus pencemaran yang terjadi di kawasan pantai
timur, Riau. pencemaran ini disebabkan oleh limbah yang berasal dari pembuangan
pembersihan kapal tanker di Selat Malaka.
Pada langkah ini, peran masyarakat yang tinggal di
sekitar pesisir laut sangatlah penting, karena yang mampu mengawasi dan menjaga
hutan mangrove selama 24 jam hanya mereka yang berada di sekitar kawasan hutan
mangrove.
7.
Konservasi di pesisir
Langkah ini bertujuan untuk melindungi
habitat-habitat kritis, mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumber daya,
melindungi keanekaragaman hayati, dan melindungi proses-proses ekologi.